Suatu
pagi, mentari muncul dari balik bukit, menghangatkan udara yang dingin
karena derasnya hujan semalaman, bisa dibilang badai. Tapi saat itu
mentari muncul tak seperti yang kuharapkan. Tak ada pemandangan matahari
terbit sempurna dari tengah2 bukit. Tapi, itu tak mengurangi
sedikiittpun keindahan surga kecil itu. Ia masih tetap mempesona. Ku
buka tenda yang berdiri tepat di depan danau, mata tak putusnya
memandang apa yang ada di depan, hati tak berhenti memuji kebesaran Sang
Pencipta. Betapa indahnya ciptaan Sang Maha Agung ini. Ranu Kumbolo,
aku rasa aku jatuh cinta padamu sejak pertama melihatmu. Seandainya aku
dan kamu tak perlu terpisahkan oleh jarak, seandainya aku bisa
menghabiskan waktu lebih lama denganmu... seandainya...
Di
penghujung tahun 2014, aku putuskan untuk mewujudkan mimpiku selama
ini. Impian untuk menapaki kaki di gunung Semeru pun terwujudkan. Walau
hanya sampai di Ranu Kumbolo,tapi ini suatu kebanggan bisa menikmati
indahnya alam di Jawa Timur ini secara langsung, karena selama ini aku
hanya bisa melihatnya dari google, blog orang, perjalanan oranglain dan
sebagainya.
27
Desember sekitar pukul 15.00 aku dan teman2ku berangkat dari St. Senen
menuju Malang dengan KA. Matarmaja. Kami tiba di ST. Malang sekitar
pukul 08.30 (28 Desember). Kami langsung mencari warung makan di samping
stasiun untuk sarapan. Cari sarapan yang murah memang di samping
stasiun, jangan yang nyebrang karena harganya lebih mahal. Setelah itu,
kami mencari rombongan yang sama2 menuju Tumpang. Akhirnya, kami bertemu
dengan "Mbah". Beliau ternyata kuncian nya Base Camp yang kami tuju.
Gak nyangka ternyata si "Mbah" itu temannya mas yang kita kenal utk
pinjam tenda di base camp Tumpang. Hehehe.. what a coincidence!
Nah,
karena si mbah masih nunggu rombongannya yang dari Jakarta juga,
akhirnya kita nunggu sambil ngobrol2 dan melengkapi kelengkapan2
administrasi utk di Base Camp Ranu Pane. Oke, akhirnya kita gabung sama
rombongan satu lagi dan berangkat ke Tumpang dengan angkot yang kami
sewa. Biaya sewa nya masing2 Rp. 15.000 (10 orang).
Di
base camp, kita re-packing dan beli logistik tambahan. Kami pun menyewa
tenda disana. Dari Tumpang, kita sewa truk untuk menuju ke Ranu Pane.
Butuh 2 jam perjalanan menuju Ranu Pane. Sepanjang perjalanan,
pemandangannya adalah jalur yang terjal dan curam. Aaaaa... sereem, tapi
kereeen. Apalagi pas ngelewatin jalur menuju Bromo, aiiihh itu kaya di
New Zealand, kereeenn abiisss!
Sampai di Ranu Pane, kita langsung menuju base camp untuk registrasi dan briefing oleh tim relawan taman nasional. Setelah semua oke, kita mengisi perut dulu sebelum pendakian. Bakso Pendakii!! Yap, kami makan bakso pendaki Semeru. Rasanya bedaa bgt sama bakso Malang yang sering kita temui. Yaah, mungkin karena suasanya juga kali yaaa..
Ini dia Bakso Pendaki yang enaaaak banget. Harganya cuma 10 ribu..
Selesai isi perut, kami pun memulai pendakian. Jam 4 sore kita start treking. Cuaca tidak cerah dan juga tidak mendung. Jalur yang ditempuh menuju pos 1 masih tidak sulit. Hanya saja udara mulai terasa dingin karena senja akan tiba.
Jalur treking yang kita lalui adalah pinggiran bukit. Jadi, menuju Ranu Kumbolo itu kita melintasi bukit bukit. Jalan melipir pinggiran bukit yang sebelah kiri atau kananya adalah jurang. Banyak akar-akar pohon yang harus kita lewati, jadi kami berjalan dengan hati2. Akhirnya malampun tiba, pendakian mulai terasa sulit karena keterbatasan cahaya dan udara yang dingin. Kami sempat beberapa kali istirahat untuk sekedar merenggangkan pundak yang membawa cariel / daypack atau juga untuk minum.
Perjalanan terberat menurut saya dimulai dari pos 3 menuju pos 4. Disitu saya sudah tak kuasa menahan lelah. Gelap, dinging, lapar, lelah..semua jadi satu. Kami tak sabar ingin cepat sampai dan mendirikan tenda.
Dan pagipun tiba. Setelah semalaman beristirahat (walau sempat kebangun krn tenda kerembesan air hujan), kami pun bangun dan tanpa pikir panjang kami keluar tenda dan bermain dengan Ranu Kumbolo. Airnya jernih dan dingiiiinn. Pemandangannya kereeenn. Kaya lagi di dunia lain, yang gak pernah saya temui sebelumnya. Bener2 amazing bangett rasanya bisa berdiri menghadap langsung pemandangan indah ini.
Pemandagan dari pinggir danau...
Berdiri dengan background tengah2 bukit.
View Tanjakan Cinta,, Thank God I'm Here
Edelweis Cantik di Ranu Kumbolo
Spot Favorit :)
Setelah puas bermain main di Ranu Kumbolo, kami mencoba menapaki tanjakan cinta dan menyambangi Oro Oro Ombo. Sayangnya, Oro Oro Ombo waktu itu banjir. Sedih banget ngeliatnya :((
Karena banjir, jadi kami hanya menikmatinya dari jauh. But it is still beautiful ..
Para pendaki lain yang sedang melanjutkan pendakian menuju Kalimati
How Great is Thou Art
Tenda para pendaki dari Tanjakan Cinta
Muka Happy :))
Romantis mana, naik mobil apa naik gunung? #eeh
Setelah semalaman ngecamp di Ranu Kumbolo, akhirnya kami kembali pulang. Sedih rasanya harus pulaang. Seperti tidak mau pulang..masih betah. Tapi apadaya, waktulah yang memutuskan kami untuk berpisah.
Tepat jam 3 sore kami mulai perjalanan turun. Dan karena treking sore, kami masih disuguhi pemandangan indah sepanjang perjalanan turun sebelum senja.
Ranu Kumbolo yang tak rela kami tinggal...
Semakin jauh , semakin tak rela pulang :(
Sekian catatan perjalanan kami di Ranu Kumbolo. Banyak pengalaman baru, pelajaran dan hal-hal berharga lainnya yang kami dapat dari perjalanan ini. Dan yang pasti, kami berjanji akan kembali lagi ke sini tapi untuk menapaki kaki ke Sang Mahameru. Semoga terwujud, amin. Hehehe
Sekian dulu ya .. sampai jumpa di catatan perjalanan berikutnya. Salam lestari!
Special thanks to #topphotography, your shoots are incredible. We got lots of stunning pictures. Damn, I love them.
Wah bagus banget
BalasHapussemoga pariwisata Indonesia makin maju